Header Ads

Wali kota Buka Seminar Batik Manado

 

Manado,editorialsulut.com - Wali Kota Manado, Andrei Angouw, minta tim ahli perancang varian batik Manado, agar mengangkat kearifan lokal, dalam merancang kain tersebut. 

"Batik adalah warisan kebudayaan non benda yang dibakukan dan harus dilestarikan, maka Manado sebagai bagian NKRI memiliki tugas untuk ikut bersama melestarikan dengan memunculkan kearifan lokal," kata Wali Kota Manado, Andrei Angouw, didampingi Ketua TP PKK Manado, Irene Angouw-Pinontoan, saat membuka seminar batik Manado, Selasa, di Manado. 

Dia mengatakan, keragaman Kota Manado memiliki nilai historis yang panjang, dengan keunikan seperti adanya ikan purba choelacanth yang diduga sudah punah, tetapi ternyata masih ada di Teluk Manado, maka itu harus menjadi salah satu kekhasan yang muncul di batik Manado. 

Angouw berharap seminar sebagai tindak lanjut merancang batik Manado, menjadi ajang mempersatukan, bukan memecah belah, harus bisa bermusyawarah mencapai mufakat, sehingga bisa menghasilkan yang terbaik, karena dari situ, diharapkan bisa mendorong pariwisata, kebudayaan dan ekonomi kreatif Manado. 

Sementara asisten III Sekretariat daerah kota Manado, Bart Assa, sebagai penanggungjawab program tersebut, mengatakan, seminar merancang batik Manado bisa mendorong pariwisata Manado. 

"Dari seminar merancang batik Manado diharapkan bisa mengembangkan pariwisata dan kebudayaan, mendorong kreatifitas dan inovasi yang akan meningkatkan penyelenggaraan pariwisata dan ekonomi kreatif serta membangun citra Manado sebagai daerah yang rukun aman dan damai," katanya. 

Sementara empat orang perancang, yang merupakan ahli di bidang seni, memaparkan berbagai rancangan untuk batik Manado, yang akan digunakan nantinya oleh para ASN dan pelajar. 

Pemateri Dr. Daud Pangkey, mengatakan batik Manado dirancang dalam lima bentuk berbeda, dengan mengangkat kekhasan Manado, sehingga betul-betul mengangkat citra kota Manado. 

"Batik yang diusulkan ada lima dengan masing-masing folosofis, yang mengacu pada Sulawesi Utara dan Manado yang merupakan etalase pariwisata di bibir pasifik, dan mengangkat tema yang disampaikan wali kota, diversity in harmony," katanya. 

Sementara pembicara lainnya, Khairun Mokoginta, mengatakan, lima usulan rancangan batik Manado, dianggap baik, karena mengangkat kebudayaan lokal daerah, bahkan dari Bolaang Mongondow juga muncul dalam desain tersebut.   

"Salah satu motif yang muncul adalah kabela, yang merupakan wadah atau tempat sirih dan pinang, tentu saja ini adalah kehormatan mengangkat motif lokal Bolaang Mongondow," katanya. 

Sementara pemateri Enoch Saul, mengatakan, batik adalah karya dua dimensi, dan pada batik Manado sudah kelihatan yang memuat empat prinsip, yakni kesatuan, bervariasi, kemudian ada ritmenya, harus seimbang,serasi dan ada point of interest.  

Berbagai usulan juga mencuat dalam seminar tersebut, yang pada intinya, semuanya memperkaya batik Manado yang mengangkat kearifan lokal.(Dims)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.