Header Ads

Irup Harkitnas ke-114, Joune Ganda: Inonesia Bangkit Dan Lebih Kuat

MINUT, ESC--Bupati Minahasa Utara Joune J E Ganda, SE bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-114 yang berpusat di Halaman Kantor Bupati Minahasa Utara.
Upacara diawali dengan laporan Komandan Upacara Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Serta Persandian (Diskominfosan) Budyani M Wurarah, SH.

Dalam kesempatan tersebut Bupati JG, membacakan sambutan Menteri Komunikasi Dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia (RI) Johnny Gerard Plate, Saudara-Saudari Sebangsa dan Setanah Air, tahun ini, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang ke-114.

Pada tahun ini, “Ayo Bangkit Bersama” menjadi tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional, sebagai bentuk seruan agar kita bisa bangkit bersama dari pandemi COVID-19 yang sudah melanda dua tahun terakhir.

“Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini, hendaknya tidak hanya kita maknai sebagai seremonial saja. Guna memahami esensi sejarah Kebangkitan Nasional, mari sejenak kita telaah sisi historis di balik peringatan Hari Kebangkitan Nasional.,” kata Bupati JG.

Pada tanggal 20 Mei 1948, lanjut JG, Presiden Soekarno menetapkan hari lahirnya perkumpulan Boedi Oetomo sebagai Hari Bangkitnya Nasionalisme Indonesia. Dimasa itu, terdapat ancaman perpecahan antar golongan dan ideologi, di tengah perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang ingin kembali berkuasa. Sehingga, semangat persatuan yang digagas oleh Boedi Oetomo diharapkan menjadi spirit dalam menghimpun kekuatan dan mencegah perpecahan bangsa.


“Boedi Oetomo adalah organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional dan modern dalam sejarah pergerakan kemerdekaan. Didirikan oleh Dr. Sutomo beserta para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) pada tahun 1908. Boedi Oetomo lahir untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain. Organisasi yang menyatukan pergerakan diIndonesia dari yang bersifat kedaerahan, menjadi nasional dengan tujuan akhir kemerdekaan,” jelasnya.

Lebih lanjut, tujuan didirikannya Boedi Oetomo yang tercetus dalam kongres pertamanya ialah, untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat dengan fokus pergerakan di bidang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Boedi Oetomo telah meletakkan tiga cita-cita bagi kebangkitan nasional yakni, memerdekakan cita-cita kemanusiaan, memajukan Nusa dan Bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia.

“Kelahiran Boedi Oetomo mempelopori terciptanya organisasi pergerakan di masa selanjutnya seperti Indische Partij, Perhimpunan Indonesia dan Muhammadiyah. Saudara- Saudari Sebangsa dan Setanah Air, Kiranya, semangat Boedi Oetomo masih relevan untuk kita konteks-tualisasikan pada kehidupan berbangsa saat ini,” urainya.
Di tengah krisis pandemi COVID-19, dan konflik Ukraina Rusia, yang menyebabkan kondisi ekonomi global serta geopolitik menjadi tidak stabil, kita patut memaknai kebangkitan nasional sebagai upaya kolektif bangsa untuk memperkuat persatuan bangsa.

Pada sisi penanganan Covid-19 di tingkat nasional, kita dapat melihat bahwa upaya kita kian menunjukkan hasil yang positif, ditunjukkan dengan kasus baru harian di bawah 400 kasus, dan total kasus aktif yang Sudah berada di bawah angka 5.000 kasus (Data per 13 Mei 2022).
Ditambahkannya pula, Selain itu capaian vaksinasi COVID-19 dosis kedua juga sudah mencapai 79 persen. Namun demikian, kita patut tetap waspada dan terus meningkatkan disiplin protokol kesehatan. Penanganan COVID-19 yang membaik, berimplikasi pada berangsur kembalinya aktivitas masyarakat secara normal. Secara perlahan, hal ini mendorong pemulihan perekonomian nasional.

“Perekonomian Indonesia pada triwulan 1-2022 terhadap triwulan 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif, kecuali Administrasi Pemerintahan dan Jasa Pendidikan.
Kesejahteraan, dan kemakmuran yang inklusif, serta menjamin keberlanjutan kehidupan di masa depan.

Pertemuan G20 yang dipimpin oleh Indonesia tahun ini
mengusung tiga isu prioritas, yaitu Arsitektur Kesehatan Global yang lnklusif, Transformasi berbasis Digital dan Transisi Energi Berkelanjutan,” tuturnya.

Tema dan isu prioritas G20 yang diangkat Indonesia, merupakan cerminan dari semangat kebangkitan yang
kita rayakan pada hari ini, yakni di tengah keterpurukan akibat pandemi COVID-19, tidak pernah meluruhkan cita kita untuk pulih bersama dan bangkit lebih kuat. Indonesia terus mendorong negara-negara anggota G20 untuk melakukan aksi-aksi nyata dan siap berkolaborasi, serta menggalang kekuatan, sehingga masyarakat dunia dan kemanusiaan dapat merasakan dampak nyata dari kerja sama ini.
Diakhir sambutan Bupati mengatakan, Saudara-Saudari Sebangsa dan Setanan Air mengutip ucapan Dr. Sutomo “Selama banteng banteng Indonesia masih mempunyai darah merah, yang dapat membikin secarik kain putin menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan
mau menyerah kepada siapa pun juga.

“Di tengah momentum penanganan nasional COVID-
19 yang makin membaik, dan Presidensi G20 Indonesia, hendaknya kita dapat memaknai semangat pantang menyerah Dr. Sutomo untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional tahun ini, sebagai tonggak kebangkitan dari pandemi COVID-19, juga krisis multidimensi yang sedang melanda dunia. Dari Indonesia, Dunia Pulih Bersama. Ayo Bangkit Lebih Kuat,” tutupnya.(Advetorial)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.