Header Ads

 


Hakim : Pak Lucky Rumopa Sebaiknya Mundur Saja Dari Ketua FKUB Sulut ada Penyakit Lupa

 

Manado, ESC -  Ketua FKUB Sulawesi Utara, Pdt. Lucky  Rumopa, hadir bersaksi, khusus untuk kegiatan perjalanan ke Jerman, dan banyak kali menjawab tidak ingat dan tidak lupa, sehingga PH AGK, mengatakan, Lucky kebanyakan bohong. 

PH AGK, Franky Weku, SH, banyak keterangan yang tidak sesuai,  seperti mengatakan bahwa mereka berangkat hanya berempat, padahal ada lebih dari empat orang, dan juga keberangkatan mereka ke Jerman atas pemberitahuannya, dan juga diam-diam mengembalikan dana perjalanan sebesar Rp 62 juta, kalau begitu seharusnya dia ditarik juga jadi tersangka, karena ikut menerima. 


Windy Lucas mengatakan, bahwa dia dihubungi Lucky, kalo boleh Kase Jo pa trg nanti trg mo Ator, saat saya bertanya kepada ketua sinode, ketsi menolak, karena harus sinode yg atur. Namun dia bilang lupa. Lucky juga yang hubungi travel dan apa namanya, namun dijawab juga tidak ingat lagi. Tiket juga dibeli jadi atau tidak, dijawab juga tidak ingat lagi, yang jelas dapat tiket. Semuanya dijawab tidak ingat.

Ketua majelis hakim, Achmad Peten Sili, SH,MH, berkali-kali menegur dan mengingatkan Lucky Rumopa, agar tidak berputar - putar dalam memberikan jawaban, jujur saja, karena keterangan di penyidik menyebutkan berangkat ke Jerman itu ada Gubernur Olly Dondokambey, Rio Dondokambey, ada AGK, istrinya, Fredy Kaligis dan lainnya. 

Bahkan ketika sebelum menutup sidang, ketua majelis mengatakan dan mengusulkan  agar Lucky Rumopa berhenti saja dari jabatan sebagai ketua FKUB Sulawesi Utara, sebab sudah terkena penyakit lupa, karena bekerja harus sehat mental dan ingatan baik, jadi sebaiknya mundur saja dari posisi itu. 

"Saya melakukan perjalanan keluar negeri, tepatnya ke Jerman selam dua Minggu pada 27 Agustus 2022 sampai 7 September 2022, dan berangkat atas rekomendasi dari Pemprov yang ditandatangani oleh Wagub Steven Kandouw," kata Lucky Rumopa menjawab pertanyaan hakim, dalam sidang di PN Manado, Rabu. 

Ketika ditanya soal dana hibah Rp 750 juta, dia  menjawab tidak terlalu ingat dan diingatkan penasihat hukum, bahwa saksi sebelumnya Windy Lucas telah bersaksi yang mengatakan,  bahwa dia ditelpon oleh Lucky Rumopa, yang minta agar dana tersebut diserahkan saja kepada mereka, biar diatur, tetapi Lucas mengatakan saat itu dia sedang bersama dengan ketua sinode dan ditolak ketua yang mengatakan tidak boleh harus sinode yang mengatur.  

Mengenai travel apa yang dihubungi dia menjawab tidak ingat, juga apakah ketika dia yang mengatur pembelian tiket, dijawab juga tidak tahu, dia juga menjawab bahwa sempat ada penolakan dari ketua sinode baru tahu belakangan. 

Juga saat di Jerman, Lucky Rumopa mengatakan, tidak ikut sampai selesai dan sudah kembali ke Manado, lewat Belanda, dijawab juga tidak tahu, namun dia menjawab bahwa keberangkatan ke Jerman, diberitahukan oleh AGK, selain dari itu ,dia  selalu menjawab tidak tahu dan tidak ingat.  

Namun banyak keterangan Lucky Rumopa mendapatkan bantahan dari AGK yang menjelaskan, mereka berangkat ke Jerman atas undangan dari dewan gereja dunia, dan pendaftaran dilakukan elektronik  karena itu ketika sampai di Jerman langsung mendapatkan id card masing-masing dan mengikuti acara sampai selesai, dan bukan asal berangkat saja ke Jerman. 

Bukan hanya itu, AGK bahkan bertanya apakah hati Lucky Rumopa tidak terluka melihat situasi yang terjadi di Gereja Masehi injili di Minahasa sekarang ini, dijawab iya, dia juga terluka,  juga pertanyaan mengenai kapan bicara soal keberangkatan ke Jerman dijawab tidak ingat, serta pembicaraan bersama gubernur, wagub, Pdt. Arina soal kegiatan itu, dijawab juga tidak ingat. 

Kemudian mengenai keterangannya, bahwa pemberitahuan ikut kegiatan di Jerman dari AGK itu tidak benar, kemudian fasilitasi semua proses pembuatan visa itu oleh Lucky Rumopa dan kegiatan itu, juga demikian. (Dims)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.