Header Ads

 


Pemkab Minsel Sukses Tekan Inflasi Daerah Tercatat 0,54% saja





 Minsel, ESC - Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan di bawah kepemimpinan Bupati Franky Donny Wongkar (FDW) terus menunjukan komitmennya dalam menekan angka inflasi di Daerah.


Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Minahasa Selatan merilis data terbaru terkait perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Oktober 2025,

Berdasarkan laju inflasi bulanan (month to month/m-to-m) tercatat sebesar 0,54 persen, sementara inflasi tahunan (year on year/y-on-y) mencapai 0,66 persen, Senin (03/11/2025).


Menurut kepala BPS Kabupaten Minahasa Selatan, Irena Listianawati, SST, SE, M.Si, berdasar dari data, bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi pada Oktober 2025, dengan andil sebesar 0,50 persen. Komoditas yang memberikan pengaruh terbesar adalah daun bawang, yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi akibat keterbatasan stok dan mahalnya bibit di tingkat petani.


“Berdasar data dilapangan, stok daun bawang berkurang karena kesulitan memperoleh bibit, sementara harga bibit naik cukup signifikan. Hal ini berdampak langsung pada harga jual di pasar,” ungkapnya.



Menurutnya, selain daun bawang, beberapa komoditas lain seperti tomat dan beras juga berkontribusi terhadap kenaikan inflasi bulan Oktober. Sebaliknya, cabai rawit dan daging babi menjadi penahan inflasi karena mengalami penurunan harga. BPS menyebut penurunan harga daging babi disebabkan oleh melimpahnya stok siap potong dan kekhawatiran pedagang terhadap isu kesehatan hewan ternak.


Dilihat dari laporan berdasarkan laporan tahunan, inflasi di Minahasa Selatan juga masih dipicu oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,30 persen. Komoditas daun bawang kembali menjadi penyumbang utama dengan andil inflasi mencapai 1,13 persen, sementara daging babi menjadi komoditas penahan inflasi tertinggi dengan kontribusi negatif -2,61 persen.



Dibandingkan wilayah lain di Sulawesi Utara, Minahasa Selatan mencatat inflasi yang relatif tinggi. Kota Manado mengalami inflasi 0,24 persen, sedangkan Kabupaten Minahasa Utara justru mencatat deflasi sebesar 0,46 persen. Kondisi ini menunjukkan perbedaan dinamika harga antarwilayah di Provinsi Sulawesi Utara.


Untuk itu BPS Minahasa Selatan mengimbau kepada masyarakat untuk tetap cermat dalam berbelanja dan mengajak pemerintah daerah terus berupaya menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang akhir tahun. 


“Mengingat pentingnya kebutuhan bahan pokok, tentu perlunya kestabilan harga pangan. Agar dapat menjadi kunci utama dalam menjaga daya beli masyarakat tentunya,” ujar Listianawati.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.