Header Ads

LSM Adat: Mahasiswa Papua aman di Sulut



Mando, Editoriaksulut.com--Ketua Maesa’an Tou Malesung (MTM), Meiyer Tanod meminta seluruh pemangku kebijakan untuk bersikap arif dengan isu kepulangan mahasiswa Papua kembali ke tanah Papua. Menyusul dikeluarkan maklumat dari Majelis Rakyat Papua (MRP) yang berisi seruan, mahasiswa Papua di semua studi pada wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk kembali ke tanah Papua.


“Ada informasi-informasi yang harus diluruskan, dan ini harus disikapi arif dan bijaksana oleh pemangku kebijakan di Indonesia,” ujar Tanod di Manado, Selasa (3/9/2019).


Informasi kepulangan masyarakat dan mahasiswa Papua, lanjut Tanod, bukan berarti karena tekanan pemerintah. Karena menurutnya bisa saja kepulangan mereka karena ada kepentingan seperti panggilan keluarga atau sedang mengurus kepentingan mereka di daerah asal, bukan karena tekanan maupun permintaan MRP.


“Informasi-informasi seperti ini yang harus kita benahi dengan melihat situasi dan kondisi,” katanya.


Dia mengatakan, pada dasarnya masyarakat Sulawesi Utara (Sulut), khususnya Manado dan Minahasa, tidak ada istilah untuk mengeluarkan mereka dari Sulut. Mereka bahkan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengenyam pendidikan serta berusaha mengembangkan perekonomian seperti yang dilakukan orang Minahasa di tanah Papua.


“Jadi tidak ada istilah ingin mendiskreditkan atau ingin melihat bahwa masyarakat Papua itu bukan bagian dari masyarakat Minahasa, tapi mereka itu adalah bagian dari saudara-saudara kita yang torang (kami) anggap sama, memiliki harkat dan derajat yang sama dengan masyarakat Minahasa atau Sulut pada umumnya,” terang Tanod.


“Malahan kami disini menganggap masyarakat Papua, baik sebagai mahasiswa maupun sebagai pengusaha adalah saudara kita semua dan sama derajatnya di NKRI,” tandasnya lagi.


Tanod kemudian menghimbau masyarakat, terutama kalangan kampus untuk memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan kepada saudara-saudara mahasiswa Papua, agar mereka merasa betah dan nyaman untuk belajar menimba ilmu di Sulut. Apalagi Sulut adalah salah satu provinsi yang paling banyak menampung mahasiswa Papua dalam mengenyam pendidikan.


“Mari kita menjaminnya karena mereka adalah saudara kita juga, sebangsa dan setanah air, sehingga mereka bisa memperoleh ilmu dan ketika mereka kembali ke Papua, ilmu mereka akan implementasikan untuk membangun Papua,” tukasnya.


“Saya tambahkan, tidak ada diskriminasi masyarakat Papua di Sulut. Silahkan datang dan membuktikan bahwa masyarakat Minahasa dan Sulut itu menjamin keberadaan ataupun niat dari masyarakat maupun mahasiswa Papua yang datang belajar,” tutup Tanod.



(Dims)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.