Header Ads

Hearing DPRD Kota Manado Bersama BPJS Kesehatan dan FKTP

 

Manado Editorialsulut.com - Kepala BPJS Kesehatan Cabang Utama Manado, dr. Betsie Roeroe, menegaskan, bahwa perpindahan pasien BPJS itu itu adalah keinginan mereka sendiri, bukan paksaan dari mereka atau pihak lain. 

Hal tersebut, mengemuka dalam rapat hearing yang digelar komisi IV DPRD Manado, dipimpin ketuanya Lily Walanda, MBA dan dipantau langsung ketua DPRD Dra. Aaltje Dondokambey, wakil Noortje Henny Van Bone dan Adrey Laikun, dihadiri para pimpinan komisi seperti Yanthie Kumendong, Sony Lela, Rosalita Manday, Herry Kolondam bahkan personel komisi I, Jeane Laluyan, Senin sore, di ruang Bapemperda DPRD Manado. 

"Jadi harus dipahami bahwa BPJS kesehatan bekerja sama dengan banyak stake holders, dengan regulasi yang sangat jelas, yakni Perpres nomor 82 tahun 2018," tegas dr. Betsie, dalam hearing tersebut. 


Roeroe menegaskan, sudah dua kali bertemu membahas masalah itu dengan para pemilik fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atau yang lebih dikenal dengan faskes dan sudah menyurati BPJS pusat untuk bisa mengakses database peserta sehingga bisa menjawab masalah hilangnya pasien dan tudingan terjadi pencurian pasien oleh kimia farma melalui lembaga yang dipimpinnya itu. 

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Manado, Lily Walanda, MBA, menegaskan, bahwa posisi mereka bukan sebagai hakim atau pengambil keputusan, tetapi DPRD menjadi mediator yang memediasi pertemuan antara para pihak, supaya bisa mencari solusi atas masalah yang dilaporkan oleh FKTP itu. 

"Kami bukan hakim atau pengambil keputusan, tetapi di sini kita mencari solusi, jadi kami meminta masing-masing pihak terbuka dan tidak saling lempar kesalahan, supaya masalah bisa segera selesai, bukan tuding-tudingan seperti ini," katanya. 


Baik Walanda, ketiga pimpinan dewan, para legislator yang hadir minta agar baik FKTP tetap melayani dulu pasien yang datang, meskipun tidak lagi terdaftar lagi di klinik yang biasanya dikunjungi. 

Pemilik klinik madani dr. Suyanto Yusuf, dalam hearing itu mengungkapkan baru menyadari berkurangnya pasien secara drastis dalam dua dua pekan terakhir ini, setelah menerima dana kapitasi. 


Dia mengaku kaget karena biasanya pembayaran dilakukan diatas tanggal 10, namun bulan lalu sudah akhir September sudah ditutup dan sebelum tanggal 10 sudah dibayarkan, dari situlah kami baru tahu kalau ternyata pasien mereka berkurang banyak, apalagi ada pasien datang dan bingung tak lagi terdaftar sebagai di klinik yang biasa dituju. 

"Kami heran bagaimana biasa pasien pindah sendiri, dan di klinik pratama berkurang, kimia farma pasien BPJS justru bertambah, bayangkan dari yang sebelumnya 1.748 naik signifikan menjadi 4.500 orang, sungguh hal yang aneh, saat kami mengkonfirmasi semuanya mengatakan, kepindahan pasien itu dilakukan BPJS," kata dr. Suyanto.(Dims)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.